MARAH
Sedih juga ketika seseoorang kena damprat alias kena marah, perasaan ingin balas dendam, kapan juga bisa marahin orang, rendah diri ,tak kreatif dan segudang perasaan yang timbul akibat dimarahin orang .
Kenapa bisa marah; banyak asbab untuk marah; kesal ketika pekerjaan yang sedang didelegasikan ngak dilaksanakan, marah identik dengan merah muka orang yang sedang marah, progaram yang tak capai target ; oplah koran yang tak meningkat, kinerja kawan tak naik, arahan program jelas aplikasi lapangan ngawur , diamanahkan ke kanan malah ke kiri, makna taat dimaknai kepura-puraan untuk taat.
Sedih betul kalau kita sedang marah karena muka yang marah dapat dipastikan seperti air yang sedang keruh; cemberut, rambut kusut, bola mata mau keluar, gigi ingin mengigit, tawa tak ada begitulah kata pepatah jika suka marah cepat tua.
Dalam dunia kerja sang bos sering kali menggunakan ajian ampuhnya (marah) untuk menegakkan disiplin bawahan , rapat seharusnya menghasilkan buah pikiran kerja yang produktif malah kontradiktif terhadap program yang ada , evaluasi dilakukan dengan lapang dada dan objektif malah yang ada umpatan kepada yang idealis dalam kerja dan didesak menghasilkan abs-abs baru yang suka rekayasa data pasti terjadi. Bertahanlah agar kita tetap objektif ; kita hilangkan kesan bos selalu benar atas bawahan.
Marah datangkan barang rongsok dan rusak ; rapat tak lagi jernih yang ada kekeruhan , tudingan, hinaan , cercaan > peserta rapat jadi pasif dan tak kreatif > fatal dong , sang suami menang selalu atas istri > istri ngambek > parah, sang pemimpin jadi teladan malah jadi uratan ; hilang kewibawaan dan pembangkangan yang berlanjut, bisnis apapun jika tak tepat janji bisa buat orang lain marah dan pelanggan kabur ; order mampet bahkan hilang> fatal bagi pengusaha dan citra komunitas usaha.
Memang marah bahaya jika tak tepat menempatkannya apalagi jika marah sudah inherent person habit akibat EQ dan SQ-nya parah. Benarlah pesan berikut “jangan marah,jangan marah, jangan marah !!!